- Home »
- Penghujung Desember
coretan busukk
On Jumat, 11 Januari 2019
Penghujung Desember
Di malam hendak
memasuki penghujung Desember, ingatanku serupa ilalang liar yang merambat ke
segala arah. Malam serupa waktu yang tidak ingin cepat berlalu. Di antrean
menunggu giliran pemesanan makanan, kita saling menanyakan apa yang hendak
dipesan. Rutinitas hampir setiap bulan, tempat makan yang sering kita kunjungi
selepas malam rasanya menyimpan beberapa kejadian. Aku membawa baki berisi
pesanan ke lantai dua, memilah tempat duduk yang pas untuk kita berdua.
Beberapa menit dihabiskan untuk saling menyantap. Aku sesekali memerhatikan
mukamu yang kelaparan. Lucu memang. Obrolan singkat dan ringan itu kita
habiskan di jam-jam melewati tengah malam. Aku masih ingin menikmati suasana
kota, aku masih ingin menikmati waktu bersamamu lebih lama, aku tidak ingin
fajar segera tiba.
Kita menikmati kota
yang terus hidup, menyusuri pedestrian sampai ke ujung jalan. Seketika aku lupa
dengan hal-hal yang menyesakkan. Aku hanya ingin tertawa lebih puas bersamamu
malam itu. Aku hanya takut, kau tahu aku hanya takut.
Desember adalah ruang
waktu yang seketika berhenti, aku ditikam rintik-rintik oleh jatuh air. Tahun
demi tahun terlewati, namun tak cukup untuk mendewasakan diri. Rupanya kita
masih harus banyak belajar, baru kemudian bisa saling membahagiakan. Waktu hampir
dua jam menyusuri jalanan rupanya membuatku kembali mengingat, selepas ini,
akankah aku bisa membiasakan diri? Tidak ada lagi cerita keseharian yang sering
kita bagikan, pesan darimu jika ingin keluar bersama teman-teman. Obrolan itu-itu saja sampai lewat tengah malam. Ah tidak, aku
salah. Masih bisa, mungkin kadar keseringannya yang berkurang.
Aku berharap kamu
mengerti. Sungguh aku penakut. Melihatmu yang hangat dan teduh membuatku
semakin takut. Takut jika kamu pergi. Takut kembali menjadi asing padahal sudah
menjadi saling. Aku takut, malah menjadi orang yang paling kau kesali jika aku
tidak menuruti dan membuat aturan yang ku buat sendiri supaya aku tidak
kehilangan apa yang sudah kita bangun. Aku memang pengecut, bersembunyi dibalik
rasa nyaman. Apapun itu, kita sedang berusaha memungut bahagia, kita sedang
berusaha memperjuangkan masa depan. Iya kan? Dengan segala hal-hal sulit yang sedang
kita usahakan untuk kita lalui, nanti pada suatu waktu kita akan bersatu. Aamiin. Namun kali ini, bisakah kita tetap bersama menyusuri waktu?