Diberdayakan oleh Blogger.
coretan busukk On Minggu, 11 Maret 2018


RESAH
Aku sedang duduk di meja baris paling depan. Mendengarkan dosen berbicara, tetapi konsentrasiku tidak menuju ke sana. Akhir-akhir ini seperti sedang banyak sekali pikiran. Memikirkan hal-hal yang juga tidak begitu penting yang kemudian menjadi beban. Berlarut-larut diam dan lambat sekali berjalan untuk memulai suatu hal. Aku terus berkutat dengan ponsel di atas meja. Membuka berulang kali aplikasi media sosial yang sebenarnya hanya itu-itu saja. Terkadang hanya memandang ejaan namamu yang selalu terpampang di baris riwayat obrolan paling atas. Aku ingin berkeluh kesah. Menceritakan semuanya saat ku kira tak ada siapa-siapa yang mampu mendengarkan. Kecuali seorang sahabat yang jauh di suatu tempat yang aku belum bisa menjangkaunya. Mungkin suatu hari nanti. Semoga. Hanya itu saja. Selain kau, dia, dan keluarga tentunya. Tak ada lagi. Aku ingin berkirim pesan tapi takut menganggu ritual keseharianmu. Jadi ku urungkan. Kadang jauh darimu sedikit membuat pikiranku memikirkan hal-hal yang tak seharusnya.
Kemarin pagi ada sedikit hal yang selalu membuat hati menjadi tidak tenang. Akhirnya aku mengirimimu pesan. Aku sadar masih memelihara sifat yang tidak seharusnya aku lakukan. Mencari hal tentang orang asing yang bahkan aku sendiri tidak mengenalnya. Tetapi rasanya selalu saja membuat pikiran bagai dikoyak-koyak kekhawatiran. Aku menyukaimu, ketika pada saat yang sama ada orang lain juga yang masih merindukanmu. Aku tidak ingin menyakiti siapapun. Tetapi seolah apa yang membuatku bahagia ada orang lain yang juga ikut terluka. Aku harus bagaimana? Saat ku tahu semua tulisannya masih ditujukan untuk menceritakan sosokmu. Aku tidak tenang, sungguh! Kau benar perasaan orang tidak bisa dipaksakan. Aku paham betul tentang hal ini. Sebab itu aku tidak melarang siapapun yang masih menaruh harap padamu. Biarkan saja. Termasuk orang entah yang mungkin juga masih memikirkanmu. Aku ingin diam saja. Tolong beri kekuatan untuk tidak berbuat apapun yang mungkin dapat menyakiti dan menyinggungnya. Aku ingin diam saja, meski ku tahu akan ada cemburu yang terus saja mengganggu.
Mungkin hanya pada kata semoga aku hanya bisa memasrahkannya. Aku tidak akan pernah lupa apa yang pernah kau katakan. Ke depan mungkin angin akan berhembus lebih kencang. Barangkali segala hal yang kau langitkan untukku akan menjadi hal yang bisa saling menguatkan. Tapi tetap saja aku tidak tenang!


Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments